PENENTUAN NILAI TUKAR MATA UANG ASING DENGAN MENERAPKAN KONSEP PARITAS DAYA
BELI
|
Nama Jurnal
|
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan
|
|
Volume / Halaman
|
Vol. 2, No. 2,Hal 14-28
|
|
Nama Penulis
|
Ivan Haryanto dan Diana Wibisono
|
|
Judul Jurnal
|
Penentuan Nilai Tukar Mata Uang Asing
dengan Menerapkan
Konsep Paritas Daya Beli
|
|
Tanggal Jurnal
|
September 2000
|
|
Tujuan Penelitian
|
Penelitian ini bertujuan melihat sensitivitas
perubahan indeks
harga konsumen terhadap perubahan
nilai tukar mata uang tiap negara terhadap
Dolar Amerika serta menguji apakah
terdapat perbedaan secara signifikan antara
nilai tukar aktual dengan nilai tukar
berdasarkan konsep paritas daya belinya.
|
|
Metode Penelitian
|
Menggunakan alat analisa uji hipotesa One-Sample of Mean. Ada dua pengujian yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut, pertama,
menggunakan fungsi regresi linear.
Dimana prosentase perubahan nilai tukar actual mata uang negara bersangkutan
dan prosentase perubahan indeks harga konsumennya dari periode ke periode
yang telah ditemukan, diolah menggunakan alat analisis regresi. Kedua, menggunakan fungsi regresi kuadratik,
dimana prosentase perubahan
indeks harga konsumen negara tersebut dari periode
ke periode dikuadratkan. Hasil ini diolah bersama-sama prosentase perubahan
nilai tukar aktual mata uang Negara tersebut, menggunakan metode dan alat
analisis yang sama seperti yang digunakan fungsi regresi linear.
|
|
Variabel Penelitian
|
Variabel Independen = Nilai tukar aktual mata uang
Variabel Dependen = Nilai paritas daya beli
|
|
Hasil Penelitian
|
Menurut model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini, ditemukan
bahwa sumbangan faktor inflasi di ketujuh negara tersebut cukup kecil dalam penentuan nilai tukar mata uang
masing-masing negara terhadap Dolar Amerika. Hal tersebut juga disebabkan karena
pergerakan hubungan faktor inflasi dan nilai tukar mata uang masing-masing negara dari
tahun ke tahun tidaklah beraturan. Sebagai contoh untuk negara Inggris, pada model
regresi linear dinyatakan bahwa faktor inflasi akan mempengaruhi pembentukan
nilai tukar mata uang Poundsterling sebesar 0,14%. Model regresi kuadratiknya
pun juga menunjukkan pengaruh inflasi yang cukup kecil dalam menentukan nilai
tukar mata uang Poundsterling. Faktor inflasi hanya mempengaruhi pembentukan
nilai tukar mata uang sebesar 1,69%. Hal tersebut disebabkan karena tidak
beraturannya pergerakan hubungan inflasi terhadap nilai tukar mata uang
selama beberapa tahun dalam penelitian ini, yaitu periode kuartalan mulai bulan
Oktober 1990 hingga April 1997, untuk negara Inggris.
|
|
Kesimpulan Penelitian
|
Konsep paritas daya beli baru
benar-benar dapat diterapkan dengan tepat jika, pertama, biaya transportasi dan hambatan
perdagangan turut dihitung dalam perhitungan konsep ini. Kedua, kondisi pasar yang
kondusif untuk menerapkan konsep tersebut dengan tepat adalah pasar persaingan
sempurna, bukan monopolistik maupun
oligopolistik. Karena, dalam pasar
persaingan sempurna, harga produk yang diperdagangkan cenderung sama di semua negara.
Ketiga, barang dan jasa yang dihitung
harus merupakan barang dan jasa yang diperdagangkan secara internasional, disamping itu, keempat, setiap
negara harus memiliki komoditi acuan yang sama.
|
|
Pendapat Mengenai Jurnal
|
Menurut kelompok kami, jurnal penelitian ini sudah cukup baik. Namun, dalam
penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lapangan yang lebih mendalam
untuk mengetahui kondisi tertentu yang terjadi dalam dunia atau setiap Negara
yang menjadi obyek penelitian. Hal ini ditujukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya
faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata
uang setiap Negara dalam waktu tertentu. Misalnya, kebijakan ekonomi suatu
negara di waktu tertentu pasti akan mempengaruhi perubahan permintaan dan
penawaran mata uang negara tersebut.
|


Comments (0)
Posting Komentar