NAMA : NESTY KHANISTIANI
NPM : 26213392
KELAS : 3EB18
PENALARAN
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Selain itu penalaran juga dapat
diartikan suatu proses berfikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau
fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan yang logis berdasarkan
atas evidensi yang relevan. Ada dua
jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.
Proposisi adalah kalimat yang berisi pernyataan tentanghubungan antara fakta –fakta (subjek dan predikat). Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni:
- Subyek, perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara.
- Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek.
- Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat.
Contohnya
kalimat Semua manusia adalah fana. Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan
dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang
adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana.
Selain itu
proporsi juga memiliki 4 jenis yaitu bentuk, sifat, kualitas dan kuantitas
Ø
Inferensi Dan Implikasi
Pengertian inferensi yang umum ialah
proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang
apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis
(pembicara). Inferensi terbagi menjadi 2, diantaranya Inferensi langsung
dan Inferensi tidak langsung.
a. Inferensi
Langsung
Inferensi
yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan
untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari
premisnya.
b. Inferensi
Tidak Langsung
Inferensi
yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk
sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Sedangkan Implikasi diwujudkan dengan pernyataan
“jika-maka” atau juga “if-then“. Implikasi adalah suatu pernyataan logika yang
hanya akan bernilai salah ketika sebab bernilai benar DAN akibat bernilai
salah. contohnya “ jika lampu hijau menyala maka kendaran akan melaju”.
Ø Wujud
Evidensi
Wujud evidensi adalah semua fakta yang
ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi
merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami
suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi
pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk
kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Ø Cara Menguji
Data
Data dan informasi yang digunakan
dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap
digunakan sebagai evidensi. Ada beberapa beberapa cara yang dapat digunakan
untuk pengujian tersebut yaitu observasi, kesaksian dan autoritas.
Ø Cara Menilai
Autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu
menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang
baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat
yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
- Tidak mengandung prasangka
- Pengalaman dan pendidikan autoritas
- Kemashuran dan prestise
- Koherensi dengan kemajuan
Ø Ciri-Ciri Penalaran
Berikut ini merupakan ciri-ciri
penalaran:
- Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
- Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Secara detail penalaran mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
- Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
- Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
- Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Ø Tahap-tahap Penalaran
Menurut John Dewey, proses penalaran
manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
- Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
- Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
- Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori.
- Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
- Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
METODE
PENALARAN
1.
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif
didasarkan atas prinsip hukum, teori atau keputusan lainnya yang berlaku umum
untuk suatu hal ataupun gejala. Penalaran deduktif bertolak dari sebuah
kesimpulan yang didapat dari satu pernyataan yang umum. Proposisi tempat
menarik kesimpulan disebut premis.
Ø Silogisme
Kategorial
Silogisme
kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi yang terdiri dari
dua proposisi premis dan satu proposisi kesimpulan. Premis bersifat umum
disebut premis mayor dan bersifat khusus disebut premis minor. Subjek simpulan
disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor. Untuk menghasilkan
kesimpulan harus ada term penengah.
Contoh: Semua
manusia bijaksana.
Semua
polisi adalah manusia.
Jadi,
semua polisi bijaksana.
Ø Silogisme
Hipotesis
Silogisme hipotesis terdiri atas mayor
yang berproposisi kondisional hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan
anteseden, maka simpulannya membenarkan konsekuen begitu juga sebaliknya.
Contoh:
Jika es dipanaskan, es akan mencair.
Es dipanaskan.
Jadi,
Es mencair
Ø Silogisme
Alternatif
Silogisme alternatif terdiri atas
premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis minor membenarkan salah
satu alternatif, maka simpulannya akan menolak alternatif lain.
Contoh: Dia adalah seorang polisi
atau dokter.
Dia seorang polisi
Jadi, dia bukan seorang dokter
2.
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah
proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut
Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu
memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum
teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat
sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Ø Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang
bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum. Benar atau tidaknya
simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dengan cara:
a. Data
itu harus memadai jumlahnya
b. Data
itu harus mewakili keseluruhan
c. Data-data
yang bersifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Ø Hipotesa dan
Teori
Hipotesis
atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja
dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut
percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut
teori.
Ø Analogi
Analogi
adalah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang bersifat
sama.
Contoh:
Nirmala adalah lulusan kampus X.
Nirmala dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Anton adalah lulusan akademi X.
Oleh sebab itu, Ali dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan penalaran secara analogi
yaitu:
a. Meramalkan
kesamaan
b. Menyingkapkan
kekeliruan
c. Menyusun
klasifikasi.
Ø Hubungan
Kausalitas
Hubungan
kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang
memiliki pola hubungan sebab-akibat.. Salah satu variabel (independen)
mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Ø Induksi
Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana
isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Langkah
menyusun eksposisi:
• Menentukan
topik/tema
• Menetapkan
tujuan
•
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun
kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
•
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Sumber :
http://ilmanfadilah.blogspot.co.id/2015/03/makalah-bahasa-indonesia-2-penalaran.htmlhttp://sap.gunadarma.ac.id/upload/PB-022102.pdf


Comments (0)
Posting Komentar